Penderitaan Akibat Dosa Aborsi
-
Dua hari saya di kampung, ada
masalah menarik. Mungkin layak untuk direnungkan bagi generasi muda agar
tidak melakukan aborsi dan juga renungan bagi generasi tua yang pernah
melakukan aborsi (menggugurkan bayi dalam kandungan dengan sengaja).
.
Ada keluarga yang baru memiliki dua anak (anak pertama baru berumur 4
tahun), belakangan ini sering tertimpa masalah dalam hidupnya.
Sebenarnya penderitaan demi penderitaan telah dirasakan, tetapi semakin
beruntun, terutama belakangan yang terjadi berdekatan.
.
Pertama; rumahnya terbakar saat tak ada orang, untung ibunya datang
kemudian, sehingga api dapat dipadamkan namun api menelan habis pakaian,
uang, kasur, selimut, dsb.
.
Kedua; kepala anak pertamanya
tersiram air panas. Kejadiannya berawal dari sepupunya menaruh air panas
di ember tetapi belum dicampur air dingin. Sang anak mengira air panas
itu sudah dicampur air dingin, sehingga dia mengambilnya dan dipakai
menyiram kepalanya. Anaknya langsung menjerit kepanasan, hingga kulit
kepalanya mengelupas dan setelah beberapa hari bernanah. Cukup
mengerikan! tapi bersyukur sekarang sudah baikan.
.
Mengalami
musibah berdekatan seperti itu, mereka menduga pasti ada sebab dari alam
niskala atau alam gaib. Keluarganya lalu berencana mapeluas (nunas
raos) dengan cara memohon petunjuk dari Pekak Ungi (saya terjemahkan Jin
baik) melalui perantara orang pintar atau juga melalui pemangku.
.
Sebelum mapeluas, keluarganya datang pada bapakku meminta penjelasan
dan mencoba untuk mencari tahu apa sebab-musababnya. Bapakku mencoba
menerawangnya. Dari alam gaib diketahui bahwa penderitaan itu datang
dari seorang anak yang digugurkan, roh anak itu meminta dibuatkan ritual
atau upacara sebagaimana anak lainnya yang meninggal.
.
Ritual
mapeluas pun dilanjutkan. Apa yang dikatakan bapakku, itu juga yang
disabdakan dari alam gaib, sehingga cukup meyakinkan bahwa penderitaan
itu datang dari anak yang digugurkan. Suaminya dulu menggugurkan bayi
dalam kandungan dari seorang wanita yang pernah diajaknya seranjang
sekali saja. Meski hanya sekali entah kenapa wanita itu meminta
pertanggungjawaban pada lelaki itu, sebut saja A, meski belum tentu yang
menghamili si A. Karena si A tidak bisa mengelak, ia pun rela
mengakuinya tetapi tidak mau menikahinya, lalu menggugurkannya.
.
Dalam ajaran Hindu, menggugurkan bayi dalam kandungan dianggap sama
dosanya dengan membunuh seorang sulinggih atau brahmana. Betapa besar
dosa menggugurkan bayi dalam kandungan sehingga hukum yang harus
dijatuhkan pada orang seperti itu adalah hukuman mati jika ketahuan,
akan tetapi sebagian besar mereka berhasil bersembunyi dari hukuman
dunia atau dari hukum negara tetapi tidak akan mampu bersembunyi dari
hukum karma atau hukum Tuhan.
.
Sebenarnya
penderitaan-penderitaan yang kita alami adalah akibat dari karma kita.
Ketika kita mengalami penderitaan, jangan sekali-sekali menyalahkan
Tuhan, tetapi coba pikirkan dosa apa yang pernah kita lakukan.
.